Setiap Muslim tentu mendambakan akhir kehidupan yang baik atau khusnul khotimah. Istilah ini tidak hanya menggambarkan kematian yang tenang, tetapi juga akhir hayat dalam keadaan diridhai oleh Allah SWT. Dalam pandangan Islam, khusnul khotimah merupakan puncak dari perjalanan iman dan amal saleh yang dilakukan selama hidup di dunia.
Berikut penjelasan mengenai pengertian, tanda-tanda, serta amalan yang dapat dilakukan agar kita meraih khusnul khotimah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis.
1. Pengertian Khusnul Khotimah dan Maknanya dalam Kehidupan Seorang Muslim
Secara bahasa, khusnul khotimah berasal dari dua kata Arab, yaitu khusnul yang berarti “baik” dan khotimah yang berarti “penutup” atau “akhir”. Jadi, khusnul khotimah berarti akhir yang baik. Dalam konteks keislaman, istilah ini merujuk pada keadaan seseorang yang meninggal dunia dalam keadaan iman, taat, dan diridhai oleh Allah SWT.
Al-Qur’an mengisyaratkan pentingnya meninggal dalam keadaan Islam sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Ali ‘Imran ayat 102:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali ‘Imran: 102)
Ayat ini menegaskan bahwa seorang Muslim harus berusaha menjaga keimanan hingga akhir hayatnya agar mendapatkan khusnul khotimah. Karena akhir kehidupan seseorang sangat bergantung pada bagaimana ia menjalani hidupnya.
2. Tanda-Tanda Seseorang Mendapat Khusnul Khotimah Berdasarkan Hadis Rasulullah SAW
Dalam berbagai hadis, Rasulullah SAW telah menjelaskan beberapa tanda seseorang yang mendapat khusnul khotimah. Beberapa di antaranya adalah:
1. Meninggal dengan mengucapkan kalimat syahadat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang akhir perkataannya ‘Laa ilaaha illallaah’, maka ia akan masuk surga.”
(HR. Abu Dawud dan Hakim)
2. Wafat dalam keadaan beribadah atau melakukan amal saleh.
Misalnya meninggal ketika sedang salat, berpuasa, menunaikan haji, atau berjihad di jalan Allah. Ini menjadi tanda bahwa Allah menutup hidupnya dengan ketaatan.
3. Meninggal di waktu atau tempat yang mulia.
Seperti meninggal pada hari Jumat atau di bulan Ramadan, serta wafat di Tanah Suci. Dalam hadis riwayat Tirmidzi disebutkan:
“Tidaklah seorang Muslim meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat, melainkan Allah akan melindunginya dari siksa kubur.”
4. Wajah yang tenang dan tersenyum setelah wafat.
Banyak ulama menafsirkan bahwa ketenangan wajah jenazah merupakan tanda seseorang meninggal dalam keadaan diridhai oleh Allah SWT.
Tanda-tanda khusnul khotimah ini menjadi pengingat agar kita terus memperbaiki diri dan beramal saleh sepanjang hidup, karena tidak ada yang tahu kapan ajal akan menjemput.
3. Cara dan Amalan untuk Meraih Khusnul Khotimah dalam Kehidupan Sehari-Hari
Mendapat khusnul khotimah bukanlah keberuntungan semata, melainkan hasil dari usaha dan istiqamah dalam beribadah. Berikut beberapa amalan yang dapat dilakukan untuk meraih akhir yang baik:
1. Menjaga salat lima waktu dengan khusyuk dan tepat waktu.
Salat merupakan tiang agama dan bentuk ketaatan utama kepada Allah. Orang yang menjaga salatnya insyaAllah akan dijaga pula akhir hayatnya.
2. Memperbanyak zikir dan membaca Al-Qur’an.
Zikir menjaga hati agar selalu terhubung dengan Allah, sementara Al-Qur’an menjadi petunjuk hidup yang menuntun menuju ridha-Nya.
3. Bertobat dan memperbanyak istighfar.
Rasulullah SAW yang maksum saja beristighfar lebih dari 70 kali sehari. Maka seorang Muslim sudah sepatutnya memperbanyak istighfar agar Allah menghapus dosa dan menutup hidupnya dengan ampunan.
4. Berbuat baik kepada sesama.
Kebaikan terhadap manusia adalah bagian dari akhlak mulia yang sangat dicintai Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
5. Menjaga hati agar ikhlas dan sabar.
Ikhlas dalam beramal dan sabar menghadapi ujian hidup menjadi tanda keimanan yang kuat. Orang yang istiqamah dalam dua hal ini berpeluang besar meraih khusnul khotimah.
Penutup
Khusnul khotimah adalah dambaan setiap Muslim yang ingin kembali kepada Allah dengan wajah berseri dan hati tenang. Untuk meraihnya, dibutuhkan kesungguhan dalam beribadah, memperbaiki akhlak, serta menjaga hubungan dengan sesama. Semoga Allah SWT memberikan kita taufik dan hidayah untuk senantiasa berada di jalan-Nya hingga akhir hayat, dan menutup kehidupan kita dengan khusnul khotimah.