Merencanakan Masa Depan

Merencanakan Masa Depan

 
Hidup harus direncanakan, diarahkan dan dikelola sedemikian rupa agar tujuan hidup benar-benar tercapai. Kenapa? Karena hidup menjadi terlalu sepele jika kita biarkan demikian adanya yang seolah-olah mengalir seperti air. Manusia selalu bisa "melawan arus" dalam menjalani kehidupannya. Beberapa hal, seperti takdir pertambahan usia dan kematian, memang tidak bisa dibantah. Namun, banyak hal sebenarnya yang mampu dijalani sebagaimana apa yang kita kehendaki; dan kita bebas untuk memilihnya. Kemudian, dari sanalah kita tahu bahwa kualitas hidup kita ditentukan oleh pilihan-pilihan yang kita pilih dalam menjalani hidup.
 
Berbicara tentang pilihan hidup seyogyanya kita berbicara pula tentang masa depan. Manusia mengambil pilihan-pilihan, baik itu pilihan kecil atau pun besar, yakni tidak terlepas dari pikiran mereka tentang masa depannya. Hidup harus direncanakan bermakna bahwa manusia harus merencanakan tentang masa depan mereka; tentang hidup mereka yang harus memiliki tujuan.
 
Apa sebenarnya yang kita perlukan untuk merencanakan hidup (masa depan)? Secara sederhana yakni dengan melihat di mana kita berada, kemudian memutuskan ke mana kita akan pergi. Tantangan terbesarnya seringkali ada di dalam paruh pertama dalam proses ini, bukan yang kedua.
 
Beberapa orang tidak ingin melihat di mana mereka berada. Mereka takut memeriksa kehidupan mereka terlalu dekat. Menemukan kehidupan mereka dengan akurat, memperoleh perspektif untuk melihat sudah sampai di mana mereka, apa yang sudah dan tidak mereka kerjakan, bisa menakutkan.
 
Barangkali kita ada di antara mereka yang menyadari betapa banyak waktu yang telah dihabiskan selama ini dengan terbuang percuma. Kita menjadi tidak dapat menerima kesalahan yang ditimpakan kepada perbuatan kita. Citra diri kita akan hancur jika dipaksa mengakui ketidak sesuaian ini sehingga kita menjadi enggan untuk melihat di mana kita berada atau enggan untuk menyadari keadaan kita sebenarnya.
 
Dengan bersikap seperti biasanya tanpa memeriksa kehidupan lebih dekat, menjadikan kita tidak perlu bertanya-tanya lagi tentang keputusan kita di masa lalu. Jika dipaksa melihat kekurangan pencapaian maka akan keluar banyak alasan sebagai pembenaran. Hal ini pada akhirnya menjadikan kita sulit menetapkan tujuan—yang barang tentu dengan adanya tujuan hanya akan menjadi beban untuk kita mencapai nya dan membiarkan "kehidupan" membawa kita pergi ke mana pun. Seperti melepaskan pengendalian masa depan untuk membenarkan masa lalu yang suram.
 
Oleh karena itu, sebelum jauh lebih dalam kita dikendalikan masa lalu, segeralah ambil tindakan. Ambil kembali tanggung jawab dan kendalikan kehidupan kita. Hadapilah kenyataan bahwa kita memang belum menyelesaikan apa yang sebenarnya kita inginkan sejauh ini dan hindarilah alasan-alasan yang hanya bersifat sebagai pembenaran.
 
Membuat rencana untuk kehidupan yang lebih baik adalah sama dengan kemenangan diri kita atas kesalahan di masa lalu. Ambillah semangat dari kenyataan bahwa tidak ada lagi waktu seperti saat ini untuk mengarahkan masa depan yang lebih baik.
 
Kemudian, buatlah tenggat waktu untuk diri kita dalam perencanaan tersebut. Tahu tidak, kenapa setiap yang hidup pasti akan mati? Karena kematian berfungsi pula sebagai pengingat bahwa kita memiliki tenggat waktu. Hanya saja, kapan kematian itu datang kepada kita tidak ada yang mengetahuinya.
 
Kita rencanakan saja kapan usia ideal kita bertemu dengan kematian. Misalnya, usia Nabi Muhammad SAW yang menjadi acuan ideal hitungan hidup, yakni 63 tahun. Hal tersebut tentu memberikan informasi kepada kita tentang sisa waktu hidup kita di masa mendatang. Jika usia kita hari ini 27 tahun, maka ada sisa 38 tahun lagi jatah perkiraan hidup.
 
"Kamu sudah banyak melakukan kebaikan dalam hidup ini," kata Sara dan ia kemudian melanjutkan kalimatnya, "nantinya kamu akan mati dengan bahagia."
"Bisa jadi seperti itu," kataku, "tapi yang jelas saat ini aku belum sepenuhnya bahagia."
"Karena apa?"
"Karena aku kan belum mati dengan bahagia."
 
Jadikan sisa waktu yang kita miliki sebagai motivasi bagi kita dalam mengambil pilihan dan melakukan tindakan yang tepat dalam hidup. Ingat, kita selalu menukarkan sisa hidup kita dengan pilihan-pilihan dan tindakan-tindakan yang kita ambil. Jadi, rencanakan dan lakukan penukaran dengan sebaik-baiknya.[]
 
Referensi :
http://www.aansopiyan.com/2014/12/merencanakan-masa-depan.html